Pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Setelah melewati Revolusi Industri 4.0, masyarakat global kini memasuki Era Society 5.0, sebuah era yang tidak hanya menekankan pemanfaatan teknologi secara masif, tetapi juga mengedepankan keseimbangan antara kemajuan digital dan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam konteks ini, mahasiswa sebagai generasi digital menjadi kelompok yang paling terdampak dan sekaligus dituntut untuk mampu beradaptasi secara kritis terhadap arus informasi yang terus mengalir tanpa batas.
Era Society 5.0 menghadirkan tantangan besar berupa banjir informasi di ruang digital. Mahasiswa tidak hanya berhadapan dengan informasi akademik, tetapi juga berbagai konten di media sosial dan platform daring lainnya yang belum tentu valid. Oleh karena itu, literasi digital menjadi kompetensi penting yang harus dimiliki. Literasi digital tidak sebatas kemampuan menggunakan perangkat teknologi, melainkan juga mencakup pemahaman terhadap informasi digital, etika penggunaan media, serta keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi secara bertanggung jawab di ruang digital.
Kemampuan literasi digital yang baik berperan besar dalam membangun daya pikir kritis mahasiswa. Berpikir kritis memungkinkan mahasiswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyaring informasi secara rasional dan logis, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hoaks, misinformasi, maupun narasi yang menyesatkan. Sinergi antara literasi digital dan kemampuan berpikir kritis menjadi kunci dalam mencetak mahasiswa yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki nalar yang tajam dalam menghadapi kompleksitas persoalan di era digital.
Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung penguatan literasi digital dan daya pikir kritis mahasiswa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemanfaatan platform digital, seperti Learning Management System (LMS), sebagai sarana pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan aktif. LMS dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi, memungkinkan mahasiswa mengakses materi pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing, serta melatih kemandirian dan kemampuan analisis melalui berbagai aktivitas daring.
Namun, pemanfaatan LMS secara optimal memerlukan dukungan yang berkelanjutan. Pelatihan bagi pendidik, pengembangan konten pembelajaran yang interaktif, serta pemilihan fitur LMS yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran menjadi faktor penting dalam menciptakan proses pembelajaran daring yang berkualitas. Dengan strategi yang tepat, literasi digital dapat menjadi sarana efektif untuk menumbuhkan daya pikir kritis mahasiswa, sehingga mereka mampu berperan aktif dan bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan Era Society 5.0.
Nama: Ain Lestari
Nim: 1152500133_C
Mata kuliah: Logic and critical thinking
Dosen pengampu: Drs. Widiyatmo Ekoputro,M.A