Jawa Trend - Pemerintah Indonesia sedang mencari solusi atas biaya proyek yang melonjak atau disebut cost overrun pada proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) senilai US$ 1,2 miliar dan suku bunga utang yang dimatok China sebesar 3, 4%, yang lebih tinggi dari yang diharapkan pemerintah sebesar 2%.
China meminta anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai jaminan dari pinjaman pinjaman proyek itu, yang diberikan China Development Bank sebesar US$560 juta atau Rp8,3 triliun untuk membiayai overrun sebesar Rp17,8 triliun.
Para ahli ekonomi menjelaskan bahwa Indonesia bisa terjebak dalam jebakan utang China, seperti yang dialami Sri Lanka dan Maladewa. Kedua negara itu terjebak dalam jebakan utang karena proyek yang tidak berfungsi secara optimal, yang mengharuskan mereka mencari cara untuk membayar pokok dan bunga utang dari pinjaman China.
Untuk menghindari jebakan utang, para ahli merekomendasikan biaya penyelesaian yang membengkak melalui skema bisnis-ke-bisnis murni tanpa bantuan pemerintah, serta menolak APBN sebagai jaminan.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa proyek berjalan dengan baik dan efektif sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang memadai.